SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’alaa, serta shalawat dan
salam semoga senantiasa dilimpahkanNya kepada Muhammad Rasulullah, beserta
keluarga dan para pengikutNya yang dalam segala situasi tetap istiqamah di
jalan Allah.
Makalah
ini dibuat utamanya sebagai penyelesaian tugas Komunikasi Interpersonal yang
dibimbing oleh Ibu Nislawaty, SST, M.Kes. Namun kami juga ingin agar pembaca
juga mendapatkan pengetahuan dalam penulisan makalah ini. Kami sadar benar
bahwa terdapat banyak kesalahan dan kekurangan dalam makalah ini. Akan tetapi
kami yakin bahwa makalah ini berguna bagi semua orang, Aamiin …
Bangkinang Kota, 7 September 2016
Kelompok 1
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
.............................................................................. 1
DAFTAR ISI
............................................................................................
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah
............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penulisan
................................................................................ 4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komunikasi Interpersonal
................................................................... 5
2.2 Sistem Komunikasi Interpersonal
...................................................... 6
2.2.1 Sensasi .......................................................................................... 7
2.2.2 Persepsi
......................................................................................... 8
2.2.3 Berpikir
........................................................................................
11
2.2.4 Memori
......................................................................................... 13
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
......................................................................................... 15
3.2 Kritik dan Saran
.................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA
.............................................................................. 16
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Manusia
merupakan makhluk sosial yang hidup dan menjalankan seluruh aktivitasnya
sebagai individu dalam kelompok sosial, komunitas, organisasi maupun
masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia berinteraksi dengan
sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidak dapat menghindari dari suatu tindakan
yang disebut komunikasi.
Disisi
lain, untuk menjalin rasa kemanusiaan yang akrab diperlukan saling pengertian
diantara sesama anggota masyarakat. Dalam hal ini komunikasi memainkan peranan
penting, apalagi bagi manusia modern. Manusia modern adalah manusia yang cara
berpikirnya berdasarkan logika dan rasional atau penalaran dalam menjalankan
segala aktivitasnya. Keseluruhan aktivitas itu akan terselenggara dengan baik
melalui komunikasi antar pribadi.
Komunikasi
merupakan suatu proses dua arah yang menghasilkan pertukaran informasi dan
pengertian antara masing-masing individu yang terlibat. Komunikasi merupakan
dasar dari seluruh interaksi antar manusia. Komunikasi antar pribadi sangat
penting dilakukan untuk mendukung kelancaran komunikasi dalam organisasi.
Setiap individu memiliki cara berpikir yang berbeda, terutama dalam
menyelesaikan suatu permasalahan. Ada yang besikap cuek, santai, bahkan ada
yang bersikap sesuatu dengan emosi. Hal ini dipengaruhi karena masing-masing
individu memiliki karakteristik yang berbeda, cara komunikasi yang berbeda, dan
terkadang semua itu menjadi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sering
menjadi penghambat dalam menciptakan komunikasi yang efektif sikap emosional
yang berlebihan bagi masing-masing individu saat menghadapi situasi tertentu
dalam memperburuk proses komunikasi.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan mengenai komunikasi
interpersonal !
2.
Jelaskan mengenai sistem komunikasi
interpersonal !
3.
Jelaskan tentang persepsi, sensasi,
berpikir dan memori !
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui tentang komunikasi
interpersonal
2.
Memahami sistem komunikasi interpersonal
3.
Menjelaskan tentang persepsi, sensasi, berpikir
dan memori
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Komunikasi Interpersonal
Kata
komunikasi itu sendiri berasal dari bahasa latin ‘communicatio’ yang artinya
‘pergaulan’, ‘persatuan’, ‘peran serta’, dan ‘kerjasama’. Komunikasi sebagai
suatu proses pengiriman dan penyampaian pesan baik berupa verbal (kata-kata)
maupun non verbal (gerakan) oleh seseorang kepada orang lain untuk mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik secara lisan maupun melalui media. Komunikasi
interpersonal atau biasa disebut dengan komunikasi antar pribadi adalah
komunikasi yang dilakukan dua orang atau lebih dengan interaksi secara tatap
muka ataupun bermedia, dan biasanya hubungan timbal balik langsung diketahui
dan efeknya juga dapat diketahui. Menurut Tubbs dan Moss komunikasi
interpersonal biasanya bersifat diadik, mencakup semua jenis hubungan manusia,
mulai dari hubungan yang paling singkat dan biasa, yang seringkali diwarnai
oleh kesan pertama hingga hubungan yang paling mendalam dan langgeng.
Pengertian
komunikasi interpersonal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti luas dan
sempit. Komunikasi interpersonal dalam arti luas adalah interaksi antara dua
orang atau lebih tanpa mempersoalkan kenal atau tidaknya dengan lawan bicara,
dan terjadi dalam segala aturan kehidupan sosial. Salah satu ciri yang menandai
telah terjadinya proses komunikasi interpersonal adalah adanya interaksi yang
berarti suatu tindakan yang berbalasan. Dengan kata lain, suatu proses hubungan
yang saling mempengaruhi.
Komunikasi
interpersonal mempunyai beberapa ciri yaitu: arus pesan dua arah, suasana
nonformal, umpan balik segera, peserta komunikasi berada pada jarak yang dekat,
dan peserta komunikasi mengirim dan menerima pesan secara simultan serta
spontan baik verbal maupun nonverbal. Tujuan komunikasi interpersonal adalah:
menemukan diri sendiri, menemukan dunia luar, membentuk dan menjaga hubungan
yang penuh arti, berubah sikap dan tingkah laku, untuk bermain dan kesenangan.
Fungsi komunikasi interpersonal adalah untuk mendapatkan respon atau umpan baik
yang sebagai salah satu tanda efektivitas proses komunikasi
2.2
Komunikasi Interpersonal Sebagai Sistem
Sistem
adalah suatu agregasi atau kumpulan objek-objek yang terangkai dalam sebuah
pola interaksi dan saling ketergantungan yang teratur. Ada lima unsur utama
yang terdapat dalam sistem:
1.
Elemen-elemen atau bagian-bagian
2.
Adanya interaksi atau hubungan
antarelemen atau bagian
3.
Adanya sesuatu yang mengikat
elemen-elemen atau bagian-bagian tersebut menjadi suatu kesatuan
4.
Terdapat tujuan bersama sebagai hasil
akhir
5.
Berada dalam suatu lingkungan yang
kompleks
Ada
tiga komponen sistem yaitu: input, proses (pengolah) dan output. Input
merupakan komponen penggerak, proses (pengolah) merupakan sistem operasi,
output menggambarkan hasil kerja sistem.
Komunikasi
interpersonal sebagai suatu sistem, berarti apabila dikaji secara seksama dalam
proses komunikasi itu juga terdapat komponen input, proses, dan produk. Input
adalah komonen penggerak, sumberdaya awal yang menggerakkan proses komunikasi
interpersonal. Elemen input yang juga menggerakkan proses komunikasi
interpersonal ialah adanya persepsi interpersonal dan konsep diri. Komponen
proses berarti proses komunikasi interpersonal itu sendiri.
Togar
M. Simatupang menyebutkan ada dua macam sistem yaitu sistem alamiah dan buatan.
Sistem alamiah adalah sistem yang telah terbentuk dengan sendirinya yang dapat
ditemui di alam bebas (misalnya sistem ekologi, tata surya) sedangkan sistem
buatan adalah sistem yang diciptakan dan dikendalikan untuk tujuan tertentu.
Dengan demikian, komunikasi interpersonal termasuk sistem buatan, dengan
alasan: adanya sistem komunikasi interpersonal karena direncanakan dan
diciptakan sebagai upaya untuk transaksi informasi, dan dalam aktivitasnya,
sistem komunikasi interpersonal dkendalikan oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam komunikasi
2.2.1
Sensasi
A. Definisi
Menurut
Dennis Coon, sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat penginderaan,
yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Terjadinya proses sensasi
adalah bila alat-alat indera mengubah informasi yang menjadi impuls saraf
dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Menurut Benyamin B. Wolman, sensasi
adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian
verbal, simbolis, atau konseptual dan terutama sekali berhubungan dengan alat
indera.
B. Proses Sensasi
Sistem
saraf mengubah pesan-pesan menjadi salah satu kode yaitu kode anatomis. Pertama
kali dikenalkan pada 1826 oleh Johannes Muller sebagai doktrin energi saraf
spesifik. Menurut doktrin ini, berbagai modalitas sensorik yang berbeda muncul
karena sinyal yang diterima oleh organ indera merangsang beragam jalan saraf
yang menuju area otak yang beragam pula. Sinyal dari mata menyebabkan impuls
berjalan sepanjang saraf optik menuju ke korteks visual. Sinyal dari telinga
menyebabkan impuls berjalan dari saraf auditoris menuju ke korteks auditoris.
Gelombang suara dan cahaya menghasilkan sensasi berbeda karena adanya perbedaan
anatomi ini.
Sensasi
mengacu pada pendeteksian dini terhadap stimuli. Serta sensasi merupakan
unsur-unsur pengalaman panca indera yang disebabkan rangsangan diluar manusia
yaitu cahaya, suara, bau, dan sebagainya. Sistem sensorik memiliki keterbatasan
kemampuan menerima sensasi sehingga dengan sendirinya pengetahuan kita tentang
dunia pun terbatas. Konsep mengenai proses perseptual bahwa pendeteksian dan
penginterpretasian sinyal-sinyal sensori ditentukan oleh energi stimuli yang
dideteksi oleh sistem-sistem sensorik dan oleh otak dan hasil proses disimpan
di memori dalam bentuk pengetahuan yang akan digunakan dalam suatu kejadian
nyata.
C. Aplikasi Sensasi
Pikiran
manusia menginterpretasikan semua sensasi yang masuk dalam pikiran seseorang
selalu dipandang memiliki prinsip stuktur tertentu. Artinya, pengenalan
terhadap suatu sensasi tidak secara langsung menghasilkan suatu pegetahuan,
tetapi terlebih dahulu menghasilkan pemahaman terhadap struktur sensasi
tersebut. Pemahaman terhadap struktur sensasi atau masalah itu akan memunculkan
pengorganisasian kembali kedalam konteks yang baru dan lebih sederhana sehingga
lebih mudah dipahami atau dipecahkan. Kemudian akan terbentuk suatu pengetahuan
baru.
2.2.2
Persepsi
A. Definisi
Istilah
persepsi berasal dari bahasa Inggris “perception” yang diambil dari bahasa
Latin “perceptio” yang berarti menerima atau mengambil. Dalam kamus
Inggris-Indonesia, kata perseption diartikan dengan “penglihatan” atau
“tanggapan”. Persepsi adalah bagaimana seseorang memandang atau mengartikan
sesuatu. Persepsi merupakan keadaan terpadu dari individu terhadap stimulus
yang diterimanya. Dengan kata lain, apa yang ada dala diri individu, pikiran,
perasaan, atau pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses
persepsi. jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang
objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli
inderawi sehingah manusia memperoleh pengetahuan baru, dengan kata lain
persepsi mengubah sensa menjadi informasi.
B. Proses Persepsi
Berikut
ini merupakan 3 tahap yang terlibat dalam proses persepsi, diantaranya adalah:
1.
Terjadinya stimulasi alat indera. Atau
disebut dengan tahap seleksi: pada tahap pertama alat-alat indera stimulasi
(diransang) kemudian terjadilah proses penyaringan oleh indera terhadap
stimulus. Dalam proses ini, struktur kongnitif yang telah ada dalam kepala akan
menyeleksi, membedakan data yang masuk dan memilih data mana yang tidak relavan semua dengan
kepentingan dirinya. Jadi, seleksi perseptual ini tidak hanya bergantung
determinan-determinan utama dari perhatian seperti: intensitas, kualitas,
kesegaran, kebaruan, gerakan, dan kesesuaian dengan muatan kesabaran yang telah
ada melainkan juga beruntung pada minat, kebutuhan-kebutuhan, dan nilai-nilai
yang di anut. Jadi, meskipun kita memiliki kemampuan pengindraan untuk
merasakan stimulus (rangsangan), kita tidak selalu menggunakannya.
2.
Stimulasi terhadap alat indra dianut
atau disebut saja dengan tahap penyusunan: penyusunan adalah proses mereduksi,
mengorganisasikan, menata atau menyederhanakan informasi yang kompleks kedalam
satu pola yang bermakna. Sesuai dengan teori Getsalt, manusia secara alamiah
memiliki kecenderungan tertentu dan melakukan penyederhanaan struktur didalam
pengorganisasikan objek-objek perseptual. Oleh karena itu, sejumlah stimulus dari
lingkungan cenderung diklasifikasikan menjadi pola-pola tertentu dengan cara
yang sama. Berdasarkan pemikiran ini, maka Getsalt mengajukan beberapa prinsip kecenderungan manusia dalam
penyusunan informasi, diantaranya prinsip kemiripan, prinsip kedekatan, prinsip
ketertutupan atau kelengkapan, prinsip searah dan lain-lain.
3.
Stimulasi alat indera penafsiran.
Penafsiran-evaluasi tidak semata-mata didasarkan pada rangsangan dari luar
melainkan juga sangat dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, kebutuhan,
keinginan, sistem nilai, keadaan fisik dan emosi pada saat itu. Penafsiran-
evaluasi juga akan berbeda bagi satu orang yang sama dari waktu ke waktu. Penafsiran
adalah proses menerjemahkan atau menginterpretasikan informasi kedalam bentuk
tingkah laku sebagai respon.
Segala
informasi tentang dunia akan sampai ke individu melalui alat indera, namun dalam
prakteknya penginderaan tidak berkerja sendiri melainkan merupakan kombinasi
dari berbagai alat indera lain. Dengan kata lain persepsi adalah proses
menyusun informasi agar menjadi bermakna.
Persepsi
individu terhadap objek tertentu akan mempengaruhi pikirannya, artinya persepsi
seseorang akan memungkinkan untuk memberi penilaian terhadap suatu kondisi
stimulus yang biasanya dilakukan melalui proses kognitif, yaitu proses mental
yang memungkinkan seseorang mengevaluasi, memaknai dan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui inderanya. Jadi manusia tidak memberikan respon terhadap
setiap stimulus secara otomatis, namun antara stimulus dan respon terhadap
menyela yaitu proses kognitif atau sebagai “penilaian kognitif”. Proses
kognitif inilah yang mengarahkan pola pikir dan reaksi-reaksi kognitif yang
kompleks yang lainnya yang melibatkan hampir seluruh dimensi kepribadian. Oleh
karena itu, apa yang terjadi diluar dapat sangat berbeda dengan apa yang sampai
ke otak manusia, karena ada faktor-faktor kognitif lain yang tidak berfungsi
semestinya.
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Persepsi
seperti juga sensasi, di tentukan oleh faktor personal dan situasional. Berikut
ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi adalah:
1.
Perhatian, yaitu proses mental ketika
stimuli menjadi menonjol. Ketika stimuli menonjol dalam kesadaran pada saat
stimuli lainnya lemah. Dan dalam buku yang di tulisnya, perhatian terjadi bila
kita mengkonsentrasikan diri pada salah satu alat indera kita, dan
mengesampingkan masukan-masukan melalui alat indera yang lain.
2.
Faktor fungsional, adalah faktor yang
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, dan hal-hal lain yang semuanya
merupakan faktor personal
3.
Faktor struktural berasal semata-mata
dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf
individu.
2.2.3
Berpikir
A.
Defenisi
Menurut Floyd L. Ruch berpikir merupakan
manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan
lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak.
Jadi, berpikir menunjukkan berbagai kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep
dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir melibatkan
penggunaan lambang, visual atau grafis. Berpikir kita lakukan untuk memahami
realita dalam rangka mengambil keputusan, memecahkan persoalan dan menghasilkan
yang baru. Memahami realita berarti menarik kesimpulan, meneliti berbagai
kemungkinan, penjelasan dari realita eksternal dan internal. Secara singkat,
Anita Taylor mendefinisikan berpikir sebagai proses penarikan kesimpulan.
Ada 2 macam berpikir: berpikir Autistis
dan berpikir Realistik. Berpikir autistik adalah orang yang melarikan diri dari
kenyataan, dan melihat hidup sebagai gambar-gambar fantastik. Berpikir
realistik disebut juga nalar adalah berpikir dalam rangka menyesuaikan diri
dengan dunia nyata. Floyd L. Ruch menyebutkan 3 macam berpikir realistik: deduktif,
induktif dan evaluatif. Deduktif adalah mengambil dua kesimpulan dari dua
kenyataan: yang pertama merupakan pernyataan umum. Dalam berpikir deduktif,
kita mulai dari hal-hal umum pada hal-hal yang khusus. Berpikir induktif
sebaiknya dimulai dari hal-hal khusus kemudian mengambil kesimpulan umum: kita
melakukan generalisasi. Ketetapan berpikir induktif bergantung pada memadainya
kasus yang dijadikan dasar. Berpikir evaluatif adalah berpikir kritis, menilai
baik buruknya, tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berpikir evaluatif,
kita tidak menambah atau mengurangi gagasan. Kita menilainya menurut kriteria
tertentu
B.
Berpikir Kreatif
Berpikir menghasilkan metode-metode
baru, konsep-konsep baru, pengertian-pengertian baru. Berpikir kreatif harus
memenuhi 3 syarat:
·
Kreatifitas melibatkan respon atau
gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi.
·
Kreativitas dapat memecah masalah secara
realitis.
·
Kreativitas merupakan usaha untuk
mempertahankan insting yang orisinil, memilih dan mengembangkannya sebaik
mungkin
Proses
berpikir kreatif :
ü Orientasi:
masalah dirumuskan, dan aspek-aspek masalah diidentifikasikan
ü Preparasi:
pikiran berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan
masalah
ü Inkubasi:
pikiran beristirahat sebentar, ketika berbagai pemecahan terhadap jalan buntu,
tetapi pemecahan masalah terus berlangsung
ü Iluminasi:
masa inkubasi berakhir dan sebuah ilhampun didapat
ü Verifikasi:
tahap terakhir untuk menguji dan secara kritis menilai pemecah masalah yang
diujikan pada tahap keempat.
Beberapa
faktor secara umum menandai orang-orang kreatif:
§
Kemampuan kognitif: termasuk disini
kecerdasan diatas rata-rata, kemampuan melahirkan gagasan-gagasan baru, dan
fleksibilitas kognitif
§
Sikap yang terbuka: orang kreatif
mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal dan eksternal. Ia memiliki
minat yang beragam dan meluas.
§
Sikap yang bebas, otonom dan percaya
pada diri sendiri: orang kreatif tidak senang digiring: ingin menampilkan
dirinya semampunya dan semaunya.
2.2.4 Memori
A.
Definisi
Menurut Schlessinger dan Groves, memori
adalah sistem yang sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam
fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing
perilakunya. Menurut John Griffith, kapasitas memori manusia adalah sebesar
seratus triliun bit
Memori melewati tiga proses: perekaman,
penyimpanan dan pemanggilan. Perekaman adalah pencatatan informasi melalui
reseptor indera dan sirkit saraf internal. Penyimpanan adalah menentukan berapa
lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa dan dimana
B.
Jenis-Jenis Memori
1.
Pengingatan. Proses aktif untuk
menghasilkan fakta dan informasi secara verbatim/kata demi kata, tanpa petunjuk
yang jelas
2.
Pengenalan untuk mengingat kembali
sebuah fakta lebih susah dibandingkan pengenalan kembali, dalam pengenalan ada
petunjuk yang dijadikan acuan
3.
Belajar lagi. Menguasai kembali
pelajaran yang pernah kita peroleh termasuk pekerjaan memori dengan
menghafalkan kembali
4.
Redintegrasi merekontruksi seluruh masa
lalu dari satu petunjuk memori kecil
C. Mekanisme Memori
§ Teori
Aus (Disuse Theory)
Menurut
teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita
baru bisa kuat bila dilatih terus menerus. Namun menurut Hunt, makin sering
mengingat makin rendah kemampuan mengingat dimana tidak selamnya waktu akan
menghauskan memori.
§ Teori
interferensi (Interferensi Theory)
Menurut
teori ini, memori di ibaratkan seperti meja lilin atau kampas. Dimana sesuatu
yang sudah kita ingat jika ditambah dengan ingatan yang lain akan mengaburkan
ingatan yang pertama.
§ Teori
pengolahan informasi (Information Processing Theory)
Teori
ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pada sensory storage atau
(gudang indrawi), kemudian masuk short- term-memory (STM) lalu dilupakan atau
dikoding untuk di masukkan kedalam long-term-memory (LTM). Otak manusia dianologikan
dengan komputer
BAB
3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem
komunikasi interpersonal terbagi 4: Sensasi
adalah alat penginderaan,
yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Terjadinya proses sensasi
adalah bila alat-alat indera mengubah informasi yang menjadi impuls saraf
dengan bahasa yang dipahami oleh otak. Persepsi adalah bagaimana seseorang
memandang atau mengartikan sesuatu. Berpikir merupakan manipulasi atau
organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga
tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Memori adalah sistem yang
sangat berstruktur yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang
dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
3.2 Kritik dan Saran
Demikianlah
makalah ini kami buat. Kami mohon maaf apabila pembaca sekalian menemukan
kesalahan dalam penulisan ini, kami memohon kritik dan saran agar pembuatan
makalah selanjutnya lebih baik lagi.
DAFTAR
PUSTAKA
AW
Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Jhonmiduk8.blogpot.co.id/2015/05/makalah-komunikasi-interpersonal
Al-jadyid.blogspot.co.id/2013/06/sensasi-dan-
di anutersepsi-dalam-komunikasi
Ilakurnia.wordpress.com/2013/11/02/komunikasi-interpersonal
Komentar
Posting Komentar