KOORDINASI DAN PENGARAHAN

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1        Latar Belakang.
Manajemen adalah suatu seni atau cara untuk menyelesaikan permasalahan dengan berkerja sama melalui orang lain atau sumberdaya lainnya. Sebagai suatu proses, manajemen memerlukan berbagai aspek pendukung untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan atau tujuan-tujuannya. Diantara bermacam cara melakukan manajerial, salah satu aspek penting yang menjadi cara untuk berlangsungnya sebuah proses manajemen yaitu melakukan koordinasi.
Koordinasi sebagai aspek penting manajemen, memerlukan sebuah sumberdaya manusia, yang didalamnya terdapat pola pikir untuk memecahkan suatu masalah. Oleh karena itu, diperlukannya hal-hal yang berkaitan dengan pembelajaran, guna untuk mengetahui lebih jelas dan lebih dalam apa yang dimaksud dengan koordinasi sebagai suatu aspek penting dalam manajerial untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada.
Pada zaman sekarang baik individu maupun organisasi masih banyak yang belum mampu untuk menerapkan managemen yang baik. Dalam sebuah managemen yang baik harus memiliki empat fungsi penting dari Planning (perencanaan), Organizing (penempatan), Actuating (pengarahan/penggerakan), dan Controlling (pengendalian). Salah satu fungsi tidak berjalan dengan baik dapat mempengaruhi segala aspek managemen.
Banyak individu maupun organisasi yang tidak dapat melakukan pengarahan organisasi dengan baik. Pengarahan dalam memotivasi tiap anggotanya dan berkomunikasi antar anggota maupun mengatasi masalah yang ada di dalam organisasi.



1.2        Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Apa pengertian dari koordinasi dan pengarahan?
2.      Apa definisi para ahli tentang koordinasi dan pengarahan?
3.      Apa saja macam-macam koordinasi dan pengarahan?
4.      Bagaimana prinsip-prinsip dari koordinasi dan pengarahan?
5.      Apa saja jenis-jenis koordinasi dan pengarahan?

1.3        Tujuan.
1.  Diharapkan mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan koordinasi.
2. Diharapkan mahasiswa lebih aktif dalam berorganisasi, dan mempunyai dasar dari manajemen dalam aspek koordinasi.





BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Definisi Koordinasi.
Koordinasi adalah proses menyatupadukan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan dari unit-unit (bagian-bagian atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi yang terpisah untuk mencapai sasaran-sasaran organisasi secara efisien. (James A.F Stoner dan Charles Wankel)
Koordinasi adalah suatu proses menghubungkan kegiatan-kegiatan dari bermacam-macam bagian organisasi. (Griffin, R. W. (2011))
 Koordinasi adalah pengaturan tata hubungan dari usaha bersama untuk memperoleh kesatuan tindakan dalam usaha pencapaian tujuan bersama pula. Koordinasi adalah suatu proses yang mengatur agar pembagian kerja dari berbagai orang atau kelompok dapat tersusun menjadi suatu kebutuhan yang terintegrasi dengan cara seefesien mungkin.(Sondang P. Siagian,M.P.A, Ph.D)
Koordinasi berasal dari kata coordinationco dan ordinare yang berarti to regulate. Dari pendekatan empirik yang dikaitkan dengan etimologi, koordinasi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh berbagai pihak yang sederajat (equal in rank or order, of the same rank or order, not subordinate) untuk saling memberi informasi dan mengatur (menyepakati) hal tertentu (Ndraha, T. (2003))
Secara normatif, koordinasi diartikan sebagai kewenangan untuk menggerakkan, menyerasikan, menyelaraskan, dan menyeimbangkan kegiatan-kegiatan yang spesifik atau berbeda-beda agar semuanya terarah pada tujuan tertentu. Sedangngkan secara fungsional, koordinasi dilakukan guna untuk mengurangi dampak negatif spesialisasi dan mengefektifkan pembagian kerja.
Koordinasi dapat didefinisikan sebagai proses penyepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur yang berbeda-beda sedemikian rupa sehingga di sisi yang satu semua kegiatan atau unsur itu terarah pada pencapaian suatu tujuan yang telah ditetapkan dan di sisi lain keberhasilan yang satu tidak merusak keberhasilan yang lain.
Koordinasi menurut Awaluddin Djamin dalam Hasibuan (2011:86) diartikan sebagai suatu usaha kerja sama antara badan, instansi, unit dalam pelaksanaan tugas-tugas tertentu, sehingga terdapat saling mengisi, saling membantu dan saling melengkapi. Dengan demikian koordinasi dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mampu menyelaraskan pelaksanaan tugas maupun kegiatan dalam suatu organisasi.
Koordinasi dan hubungan kerja adalah dua pengertian yang saling berhubungan karena koordinasi hanya dapat tercapai sebaik-baiknya dengan melakukan hubungan kerja yang efektif. Hubungan kerja adalah bentuk administrasi yang membantu tercapainya koordinasi. Oleh karena itu dikatakan bahwa hasil akhir daripada komunikasi (hubungan kerja) adalah tercapainya koordinasi dengan cara yang berhasil guna dan berdaya guna (efektif dan efisien). Koordinasi dimaksudkan sebagai usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja (unit-unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat guna melaksanakan seluruh tugas organisasi untuk mencapai tujuannya.
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kordinasi adalah proses kesepakatan bersama secara mengikat berbagai kegiatan atau unsur (yang terlihat dalam proses) pemerintahan yang berbeda-beda pada dimensi waktu, tempat, komponen, fungsi dan kepentingan antar pemerintah yang diperintah, sehingga disatu sisi semua kegiatan dikedua belah pihak terarah pada tujuan pemerintahan yang ditetapkan bersama dan disisi lain keberhasilan pihak yang satu tidak dirusak keberhasilan pihak yang lain.
  
2.2    Macam-Macam Koordinasi.
Koordinasi dapat dibedakan menjadi :
1.      Koordinasi hierarkis (vertikal), yang dilakukan oleh pejabat pimpinan dalam suatu instasi terhadap pejabat atau instansi dibawahnya.
2.      Koordinasi fungsional, yang dilakukan oleh pejabat atau suatu instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas-asas fungsional. Koordinasi ini dapat dibedakan atas koordinasi fungsional horizontal, diagonal, dan teritorial.
a.       Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh seorang atau suatu instansi lain yang setingkat. Koordinasi fungsional horizontal dilakukan oleh pejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lain yang lebih rendah tingkatannya tetapi bukan bawahannya.
b.      Koordinasi fungsional teritorial dilakukan oleh seorang pejabat atau instansi terhadap pejabat atau instansi lainnya yang berada didalam suatu wilayah tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi tanggung jawabnya.

2.3         Prinsip-Prinsip Koordinasi.
Prinsip koordinasi disingkat menjadi KOORDINASI.
A.    Kesamaan, sama dalam visi, misi, dan langkah-langkah untuk mencapai tujuan bersama (sense of purpose).
B.     Orientasikan, titik pusatnya pada sekolah (sebagai kordinator) yang simpul-simpulnya stakeholder sekolah.
C.     Organisasikan, atur orang-orang yang berkoordinasi untuk membina sekolah, yaitu harus berada dalam satu payung (terorganisasi) sehingga sikap egosektoral dapat dihindari.
D.    Rumuskan, menyatakan secara jelas wewenang, tanggung jawab, dan tugas masing-masing agar tidak tumpang-tindih.
E.     Diskusikan, mencari cara yang efektif, efesien, dan komunikatif dalam berkoordinasi.
F.      Informasikan, semua hasil diskusi dan keputusan mengalir cepat kesemua pihak yang ada dalam sistem jaringan koordinasi (coordination network system).
G.    Negosiasikan, dalam perundingan mencari kesepakatan harus saling menghormati (team spirit) dan usahakan menang-menang, jangan sampai pihak sekolah sebagai koordinator justru dirugikan.
H.    Atur jadwal, rencana koordinasi harus dipatuhi dengan sebaik-baiknya oleh semua pihak.
I.       Solusikan, satu masalah dalam simpul jaringan harus dirasakan dan dipecahkan semua stakeholders dengan sebaik-baiknya.
J.       Insafkan, setiap stakeholders harus memiliki laporan tertulis yang lengkap dan siap menginformasikannya sesuai kebutuhan koordinasi

2.4         Jenis-Jenis Koordinasi.
1.      Koordinasi Vertikal, ialah koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada atasannya dan kepada bawahannya. Misalnya, koordinasi Kepala Sekolah dengan Kepala Dinas Pendidikan dan atau bawahannya.
2.      Koordinasi Fungsional, ialah koordinasi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala Sekolah lainnya yang tugasnya saling berkaitan berdasarkan asas fungsionalisasi.
3.      Koordinasi Fungsional dibedakan atas :
a.       Koordinasi fungsional horizontal, koordinasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala Sekolah lainnya yang setingkat. Misalnya, Kepala SMPN1 dengan Kepala SMPN2.
b.       Koordinasi fungsional diagonal, koordinasi ini dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan Kepala Sekolah lain yang lebih rendah atau lebih tinggi tingkatannya. Misalnya, Kepala SMPN1 dengan Kepala SDN57 atau dengan staffnya.
c.       Koordinasi fungsional teritorial, koordinasi ini dilakukan Kepala Sekolah dengan pejabat atau Kepala Sekolah lain yang berada dalam wilayah tertentu dimana semua urusan yang ada dalam wilayah tersebut menjadi kewenangan dan tanggung jawab Kepala Sekolah bersangkutan selaku penguasa atau penanggung jawab tunggal. Misalnya, Kepala SMP  Percobaan dengan Kepala-Kepala SMP Target di Kabupaten X.
4.      Koordinasi Institusional, koordinasi ini dilakukan Kepala Sekolah dengan beberapa instansi yang menangani sat urusan tertentu yang bersangkutan. Misalnya, untuk urusan kepegawaian, Kepala Sekolah melakukan koordinasi dengan Kepala Badan Kepegawaian Daerah dan Kepala Badan Diklat Daerah.

2.5         Definisi Pengarahan.
Actuating (pengarahan) adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan kegiatan mengarahkan semua karyawan agar mau bekerjasama dan bekerja efektif secara efisien, agar terwujudnya tujuan dari perusahaan, karyawan bahkan masyarakat. Dengan kata lain actuating adalah suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha pengorganisasian. (organizing).
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai tingkat terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasikan. Oleh karena itu diperlukan tindakan penggerakan, pengarahan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action (tindakan).
Actuating adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk mengarahkan, menggerakan, membimbing, mengatur segala kegiatan yang telah diberi tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. Pengarahan ini dapat dilakukan secara persuasif (bujukan) dan instrufi tergantung cara mana yang paling efektif.. Pengarahan disebut efektif, jika dipersiapkan dan dikerjakan dengan baik serta benar oleh karyawan yang ditugasi untuk itu.
George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
Dari pengertian di atas, pelaksanaan actuating  tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan actuating ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika :
1.    Merasa yakin akan mampu mengerjakan,
2.    Yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya,
3.    Tidak sedang dibebani oleh masalah pribadi atau tugas lain yang lebih penting atau mendesak,
4.    Tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan
5.    Hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.

2.6         Fungsi Dan Peranan Actuating (Pengarahan) Dalam Organisasi.
1.      Pelaksanaan pekerjaan dan pemanfaatan alat-alat bagaimanapun canggihnya atau handalnya, baru dapat dilakukan jika karyawan ikut berperan aktif melaksanakannya. Fungsi pengarahan ini adalah ibarat kunci stater mobil, artinya mobil baru dapat berjalan jika kunci staternya telah melaksanakan fungsinya. Demikian juga proses manajemen baru terlaksana setelah fungsi pengarahan diterapkan.
2.      Definisi fungsi pengarahan ini dikemukan para penulis sebagai berikut :
Ø  George R Terry, pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok, agar mau bekrjasama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha pengorganisasian.
Ø  Koonz dan O’Donnel, pengarahan adalah hubungan antara aspek-aspek individual yang ditimbulkan oleh adanya peraturan terhadap bawahan-bawahan untuk dapat dipahami dan pembagian pekerjaan yang efektif untuk tujuan perusahaan yang nyata.
3.      Fungsi Actuating merupakan usaha untuk menciptakan kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating haruslah dimulai dari diri manager dengan menunjukkan kepada staf bahwa dia memiliki tekat untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungannya.Ia harus memiliki kemampuan kerjasama, harus bersikap obyektif.

Berikut ini adalah beberapa elemen pengarahan dalam manajemen :
1.      COORDINATING
Koordinasi adalah fungsi yang harus dilakukan oleh seorang manajer agar terdapat suatu komunikasi atau kesesuaian dari berbagai kepentingan dan  perbedaan kepentingan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

2.      MOTIVATING
Memberi motivasi kepada karyawan merupakan salah satu elemen penting dalam manajemen perusahaan, dengan memberikan fasilitas yang bagus dan gaji yang cukup maka kinerja para karyawan dalam perusahaan pun akan optimal.

3.      COMMUNICATION
Komunikasi antara para pimpinan dan karyawan sangat diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan. Dengan menjalin komunikasi yang baik maka akan menimbulkan suasana kerja yang kondusif di perusahaan dan akan menumbuhkan kerjasama (teamwork) yang baik dalam berbagai kegiatan perusahaan.

4.      COMMANDING
Dalam memberi perintah pun seorang atasan tidak bisa seenaknya, tetapi harus memperhitungkan langkah – langkah dan resiko dari setiap langkah yang para atasan itu ambil karena setiap keputusan dan langkah akan memberi pengaruh bagi perusahaan.
Penggerakan (actuating) tidak lain merupakan upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian agar setiap karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan tanggung jawabnya. 
Fungsi pundamental ketiga dari fungsi manajerial adalah menggerakan orang untuk melaksanakan aktifitas organisasi sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Menggerakan jelas membutuhkan adanya kematangan pribadi dan pemahaman terhadap karakter manusia yang memiliki kecenderungan berbeda dan dinamis, sehingga membutuhkan adanya sinkronisasi. Sehingga bisa dikatakan fungsi actuating jauh lebih rumit oleh karena harus berhadapan langsung sehingga fungsi leadership begitu kentara sekali dibutuhkan sekalipun semuanya melalui proses planning dan pengorganisasian terlebih dulu.
Tujuan fungsi actuating ( penggerakan ) adalah :
1.    Menciptakan kerjasama yang lebih efisien
2.    Mengembangkan kemampuan dan keterampilan staf
3.    Menumbuhkan rasa memiliki dan menyukai pekerjaan
4.    Mengusahakan suasana lingkungan kerja yang dapat meningkatkan motivasi dan prestasi kerja staf
5.    Membuat organisasi berkembang lebih dinamis

2.7         Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Actuating (Pengarahan).
1.      Faktor – faktor penghambat fungsi penggerakan
Kegagalan manajer dalam menumbuhkan motivasi stafnya, hal ini terjadi karena manajer kurang memahami hakekat perilaku dan hubungan antar manusia. Seperti konsep perilaku manusia yang dikemukakan oleh Maslow, di negara berkembang yang menjadi prioritas adalah kebutuhan fisik, rasa aman, dan diterima oleh lingkungan sedangkan dinegara maju kebutuhan yang menonjol adalah aktualisasi diri dan self esteem. Perbedaan tersebut juga akan mempengaruhi etos kerja dan produktifitas kerja.
2.    Faktor – faktor pendukung fungsi penggerakan
Faktor-faktor yang diperlukan dalam penggerakan diantaranya :
a.       Kepemimpinan (Leadership)
Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar berusaha dengan ikhlas untuk mencapai tujuan bersama. Seorang manajer yang tidak memiliki kepemimpinan tidak akan mampu untuk mempengaruhi bawahannya untuk bekerja, sehingga manajer yang demikian akan gagal dalam usahanya. Sifat-sifat kepemimpinan menurut Harold koontz, diantaranya sebagai berikut :
Ø  Memiliki  kecerdasan orang-orang yang dipimpin
Ø  Mempunyai perhatian terhadap kepentingan yang menyeluruh
Ø  Memiliki kelancaran dalam berbicara
Ø  Matang dalam berpikir dan emosi
Ø  Memiliki dorongan yang kuat dari dalam untuk memimpin
Ø  Memahami/menghayati kepentingan kerja sama.

b.      Sikap dan Moril (Attitude and Morale)
Sikap ialah suatu cara memandang hidup, suatu cara berpikir, berperasaan dan bertindak. Oleh karena itu sikap manajer akan berbeda-beda sesuai dengan pola hidupnya. Beberpa sikap manajer diantaranya yaitu :
·         Sikap feudal (feudal attitude), manajer yang mempunyai sikap cara berpikir, berperasaan dan bertindak sesuai dengan pola-pola kehidupan feodalisme, yaitu suka terikat oleh aturan-aturan tertentu yang telah teradat dan selalu ingin penghormatan yang serba lebih. Dengan demikian dalam masyarakat feudal dimana sikap anggota masyarakat sesuai dengan pola hidup feodalisme akan sukar lahir kepemimpinan demokratis dariad para manajer, mengingat manajer tersebut hidup dari masyarakat feudal.
·         Sikap Kediktatoran (Dictatorial attitude). Manajer yang bersikap kediktatoran akan berpikir berperasaan dan bertindak sebagai dictator yang mempunyai kekuasaan mutlak, sehingga bawahan, pekerja akan menjadi sasaran daripada kekuasaannya.
·         Tatahubungan (Communication). Komunikasi membantu perencanaan managerial dilaksanakan dengan efektif, pengorganisasian managerial dilakukan dengan effektif, penggerakan managerial diikuti dengan efektif dan pengawasan diterapkan dengan efektif. Dalam melakukan komunikasi dalam manajemen ada beberapa macam diantaranya :
§  Komunikasi intern, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam organisasi itu sendiri baik antara atasan dengan atasan atau bawahan dengan bawahan atau antara atasan dengan bawahan atau sebaliknya.
§  Komunikasi Ekstern, yaitu komunikasi yang dilakukan keluar organisasi.
§  Komunikasi Horizontal, yaitu komunikasi yang dilakukan baik intern maupun ekstern antar jabatan yang sama.
§  Komunikasi Vertikal, yaitu komunikasi yang dilakukan dalam intern organisasi antara atasan dan bawahan atau sebaliknya dalam suasana formil.

c.       Perangsang (Incentive), insentif ialah sesuatu yang menyebabkan atau menimbulkan seseorang bertindak.
d.      Supervisi (Supervision). Supervisi dalam bahasa Indonesia disebut juga dengan pengawasan, sehingga suka timbul kekacauan pengertian dengan kata pengawasan sebagai terjemah dari kata control. Menurut Terry, supervsi ialah kegiatan pengurusan dalam tingkatan organisasi dimana anggota manajemen dan bukan anggota manajemen saling berhubungan secara langsung.Dengan demkian tugas supervisor cukup berat karena ia harus dapat menemukan kesalahan-kesalahan dan memperbaikinya, serta memberi petunjuk untuk menyelesaikan sesuatu pekerjaan dan memberi nasehat-nasehat kepada pegawai yang mengalami kesulitan.
e.       Disiplin (Discipline). Disiplin ialah latihan pikiran, perasaan, kehendak dan watak untuk melahirkan ketaatan dan tingkah laku yang teratur. Jenis disiplin ada dua : Self Imposed discipline (disiplin yang timbul dengan sendirinya), Command Discipline (Disiplin berdasarkan perintah).

Hal - hal yang perlu diperhatikan manajer dalam fungsi penggerakan :
1.    Manajer harus bekerja lebih produktif
2.    Manajer perlu memahami ilmu psikologi, komunikasi, kepemimpinan dan sosiologi
3.    Manajer harus mempunyai tekad untuk mencapai kemajuan dan peka terhadap lingkungan
4.    Manajer harus bersikap obyektif

2.8         Pentingnya Actuating (Pengarahan) Dalam Organisasi.
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas.Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.




BAB 3
PENUTUP

3.1         Kesimpulan.
Pengertian Koordinasi, bahwa koordinasi merupakan keselarasan antara kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan didalam sebuah organisasi sehingga menciptakan kegiatan yang efiesien, bersinergi, dan memiliki peluang untuk berhasil. Koordinasi mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan suatu organisasi dan didalamnya terdapat prinsip-prinsip dalam melakukan koordinasi. Jika koordinasi antar kelompok atau individu baik maka yang akan didapat akan baik pula. Jika kurang koordinasinya maka hasilnya kurang memuaskan.
Actuating adalah suatu usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait dalam suatu organisasi, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar. Fungsi dan peranan actuating yakni pertama, melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi (communication); kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian.Pengaplikasian actuating dalam organisasi adalah pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan organisasi di wilayah kerjanya untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya. Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan non manusia pada pelaksanaan tugas. 
Fungsi penggerakan dan pelaksanaan merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerja sama di antara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3.2         Kritik dan Saran.

Koordinasi merupakan sebuah aspek penting karena didalamnya terdapat sebuah komunikasi untuk memberikan wewenang dari atasan kepada bawahan agar kegiatan-kegiatan didalam organisasi tersebut berjalan dengan baik. Maka dari itu, diharapkan bagi semua lini, baik lini atas maupun bawah. Lakukanlah koordinasi atau pemberian wewenang terhadap masing-masing lini dengan baik. Bagi siapapun yang memiliki jabatan yang strategis diharapkan dapat hadir diberbagai kegiatan yang penting didalam sebuah organisasi. Karena, rapat merupakan sebuah kegiatan untuk mendukung keberlangsungan kegiatan-kegiatan, agar terstruktur guna mencapai hasil yang baik untuk merealisasikan tujuan dari organisasi tersebut.




DAFTAR PUSTAKA

Eardkhiyari Nuwril. 2013. Pengertian Koordinasi. Diperoleh dari (http://nuwrileardkhiyari.blogdetik.com/2013/10/06/pengertian-koordinasi/). Diakses tanggal 25 April 2017.
Farah. 2013. Silabus-6. Diperoleh dari (http://farahsaniyyah.blogspot.com/2013/10/silabus-6.html.) Diakses tanggal 25 April 2017
Griffin, R.W. 2011. Fundamentals of Management Sixth Edition.USA: Cengage Learning.
Juned. 2013. Jenis-Jenis Koordinasi. Diperoleh dari (http://pmpjuned33.blogspot.com/2013/10/jenis-jenis-koordinasi.html.) Diakses tanggal 25 April 2017
Kleinbaum, A. M., Stuart, T. E., & Tushman, M. L. (2008). Communication (and Coordination) in a Modern, Complex OrganizationCoordination , 3.
Manajemen Studi. 2013. Jenis-Jenis Fungsi Koordinasi. Diperoleh dari (http://studimanajemen.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-fungsi-koordinasi.html.) Diakses tanggal 25 april 2017
Ndraha, T. (2003). Kybernology 1 : Ilmu Pemerintahan baru / Taliziduhu Ndraha. Jakarta: Rineka Cipta.
Saputra Kurnia. Diperoleh dari (materi kuliah/Manajemen/Browsingan/Makalah Actuating _ KurniaSaputra akunian.html). diakses tanggal 25 April 2017
www.bppk.depkeu.go.id/.../images/.../koordinasi%20jul%202012.ppt.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL BISNIS

SKN: SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN