SEGITIGA API (FIRE TRIANGLE)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang.
Api adalah suatu reaksi berantai yang berjalan sangat cepat, seimbang, dan kontinyu antara tiga bahan pembentuk api yaitu: bahan bakar, energi panas dan oksigen. Api dan tiga elemen pembentuknya sering digambarkan dengan segitiga api (fire triangle). Fire triangle adalah suatu segitiga sama sisi dimana setiap sisinya diberi nama masing-masing elemen pembentuk api yaitu: bahan bakar (fuel), energi panas (heat), dan oksigen (oxygen). Reaksi antara ketiga elemen tersebut hanya akan menghasikan suatu nyala api apabila kadar elemennya seimbang. Bila salah satu elemennya berkurang, maka nyala api akan padam dengan sendirinya.

1.2         Rumusan Masalah.
1.      Apa saja yang termasuk prinsip dasar segitiga api?
2.      Sebutkan jenis-jenis api!
3.      Jelaskan mengenai satuan pengukur panas!

1.3         Tujuan.
1.      Untuk mengetahui prinsip dasar segitiga api
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis api
3.      Untuk mengetahui satuan pengukur panas





BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Prinsip Dasar Segitiga Api.
 2.1.1    Teori Segitiga Api.
Teori segitiga api dikenal dengan piramida api atau tetrahedon adalah elemen-elemen pendukung terjadinya kebakaran adalah panas, bahan bakar dan oksigen. Namun dengan adanya ketiga elemen tersebut, kebakaran belum terjadi dan hanya menghasilkan pijar. Untuk berlangsungnya suatu pembakaran, diperlukan komponen keempat yaitu rantai reaksi kimia.
Rantai reaksi kimia adalah peristiwa dimana ketiga elemen yang ada saling berinteraksi secara kimiawi, sehingga yang dihasilkan bukan hanya pijar tetapi berupa nyala api atau pembakaran
Rumus:
CH4 + O2 + (X)panas -> H20 + CO2 + Y(panas)

Cara membaca:
Metana ketika direaksikan dengan gas O2 dalam keadaan panas menghasilkan uap air dan gas karbondioksida dan panas.
Metana adalah gas murni di udara. Disebut pembakaran karena panas dari metana dan gas O2 sehingga menghasilkan CO2

2.1.2   Proses Perpindahan Benda Menjadi Panas.
Proses berpindahnya suatu benda menjadi bersuhu panas disebabkan oleh 3 jenis perpindahan kalor yaitu: konduksi, konveksi, dan radiasi
1.      Konduksi. Konduksi adalah perpindahan panas melalui zat padat yang tidak ikut mengalami perpindahan. Artinya, perpindahan kalor pada suatu zat tersebut tidak disertai dengan perpindahan partikel-partikelnya. Contoh: perebusan kayu pada perusahaan kertas
2. Konveksi. Konveksi adalah perpindahan panas melalui aliran yang zat perantaranya ikut berpindah. Jika partikel berpindah dan mengakibatkan kalor merambat, terjadilah konveksi. Konveksi terjadi pada zat cair dan gas (udara/angin). Contoh: asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi ke udara.
3.  Radiasi. Perpindahan kalor tanpa zat perantara merupakan radiasi. Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Radiasi biasanya disertai cahaya. Contoh: tubuh terasa hangat ketika berada disumber api

2.1.3   Klasifikasi Bahan Mudah Terbakar dan Bahan Tidak Mudah Terbakar
Pada umumnya semua benda di alam dapat dibakar dan ada yang sulit dibakar. Hal tersebut disebabkan karena masing-masing bahan memiliki titik nyala (flash point) yang berbeda-beda. Flash point adalah suatu temperatur terendah dari suatu bahan untuk dapat diubah menjadi uap dan akan menyala bila tersentuh api. Benda-benda yang mudah terbakar terbagi menjadi 3 golongan:
Ø  Benda padat: kayu (FP 282oC), kertas, karet, tekstil
Ø  Benda cair: avtur, bensin (FP -43oC atau -45oF), minyak tanah, spiritus, solar, oli (180oC)
Ø  Benda gas: acetilin, butane, LNG

Sedangkan bahan yang tidak mudah terbakar antara lain:
·         Besi
·         Alumunium
·         Poliester (421oC/790oF)
·         Serat kaca
·         Kwarsa
·         Keramik, biasanya digunakan untuk lantai, dll
·         Fire brick, bata tahan api, batu tahan api biasanya digunakan didalam ruang bakar atau tungku.
·  Semen api atau semen tahan api, atau air setting mortar. digunakan untuk merekatkan batu tahan api.
·         Castable digunakan untuk mengecor bagian tungku yang tidak bisa menggunakan batu tahan api.
·         Insulation brick atau batu isolasi. dipasang setelah batu tahan api.
·   Rock woll, fibre blanket digunakan untuk melapisi bagian yang panas seperti dinding furnace atau pipa steam.

2.2    Jenis-Jenis Api.
Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari benda yang terbakar, berasal dari proses oksidasi sehingga berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Warna Api biasanya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi (pembakaran) sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia (misal digunakan sebagai bahan bakar api unggun, perapian atau kompor gas) atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia (misal, pembakaran pada gedung, hutan, dan sebagainya).
Api terjadi dari reaksi pembakaran senyawa yang mengandung oksigen (O2). Jika suatu reaksi pembakaran kekurangan oksigen, maka efisiensi pembakaran berkurang dan menghasilkan suatu senyawa karbon seperti asap atau jelaga. Ketika suatu reaksi melepaskan elektron, maka terjadi pelepasan energi. Hal ini juga terbukti dengan nilai entalpi energi reaksi pembakaran yang selalu negatif. Entalpi energi adalah jumlah energi dalam suatu sistem dengan tekanan tetap. Sebenarnya yang diukur adalah perubahan entalpi dalam suatu reaksi kimia, sedangkan entalpinya sendiri tidak dapat diukur.
Api memiliki 3 warna yang berbeda, yaitu:
1.      Api Merah
Api berwarna merah / kuning ini biasanya bersuhu dibawah 1000 derajat celcius. Api jenis ini termasuk api yang “kurang panas” dikarenakan jarang atau kurang sering digunakan di pabrik-pabrik industri baja/material.

2.      Api Biru
Api berwarna biru merupakan api yang mungkin sering dijumpai di dapur tepatnya pada kompor gas. Rata-rata suhu api yang berwarna biru kurang dari 2000 derajat celcius. Api ini berbahan bakar gas dan mengalami pembakaran sempurna.

3.      Api Putih
Ini merupakan api paling panas yang ada di bumi. Warna putihnya itu dikarenakan melebihi suhu 2000 derajat celcius. Api inilah yang berada di dalam inti matahari, dan muncul akibat reaksi fusi oleh matahari. Api ini paling banyak digunakan di pabrik-pabrik yang memproduksi material besi dan sejenisnya.

2.2.1    Klasifikasi Kebakaran
Kebakaran dikelompokkan berdasarkan sumber penyebab api yang muncul dalam kejadian kebakaran. Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk pada klasifikasi Internasional yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association). NFPA membagi klasifikasi kebakaran menjadi 6 kelas yaitu: 
1. Kebakaran Kelas A, 
2. Kebakaran Kelas B, 
3. Kebakaran Kelas C, 
4. Kebakaran Kelas D, 
5. Kebakaran Kelas E dan 
6. Kebakaran Kelas K.

2.2.2    Daerah Yang Rawan Kebakaran Di Perusahaan.
Area perusahaan dibagi menjadi empat kategori resiko kebakaran, yakni resiko kebakaran tinggi, sedang, dan rendah:
1.    Jenis kebakaran tinggi. Ini yang sangat sering terjadi adalah kebakaran-kebakaran akibat kebakaran listrik atau alat elektronik serta merupakan kebakaran akibat bahan kering yang mudah memicu api seperti sampah, kardus, furniture yang terbuat dari kayu, hingga tumpukan-tumpukan kertas. Untuk pencegahan kebakaran seperti ini, perusahaan harus memiliki alat pemadam api jenis Water Extinguisher di mana alat pemadam api tersebut berisikan air biasa. untuk mengatasi kebakaran akibat kesalahan listrik, hendaknya jangan pernah menggunakan jenis Water ataupun Foam Extinguisher karena kurang efektif, berisiko menyebabkan korslet, hingga berisiko menimbulkan sengatan listrik yang mampu mengancam keselamatan nyawa. Oleh sebab itu, alat pemadam api hadir dengan jenis Carbondioxide Extinguisher. Alat pemadam api ini mengandung gas karbondioksida atau CO2 yang mampu mengatasi dengan aman api yang timbul akibat kebakaran listrik.

2.      Jenis kebakaran sedang. Ini dapat pula mengancam ruangan atau lokasi yang biasanya digunakan untuk aktivitas Hot Works. Aktivitas Hot Works di sini misalnya adalah pengelasan, pematrian, dan kegiatan-kegiatan pembangunan. Pada lokasi yang digunakan sebagai tempat kerja Hot Works, biasanya musibah kebakaran yang terjadi akan cepat meluas. Oleh karena itu, alat pemadam api harus disediakan, baik dalam jenis Water, Dry Powder, Foam, maupun CO2.

3.      Jenis kebakaran rendah. Bahaya kebakaran dapat terjadi karena disebabkan oleh rokok, serta bahan-bahan lainnya. Biasanya terjadi pada pekerja yang kurang hati-hati saat bekerja. Rokok yang masih menyala dan mengenai bahan-bahan mudah terbakar tetapi tetap berada di udara terbuka. Hal ini dapat dipadamkan yaitu dengan cara membasahi goni atau kain dengan air dan tutup kain basah tersebut pada area yang terkena api. Namun, sebagai upaya perlindungan, perusahaan juga harus melengkapi selimut api yang dapat digunakan untuk memadamkan api berukuran kecil.

2.3     Satuan Pengukur Panas.
Salah satu bentuk energi dimuka bumi ini adalah panas. Satuan panas adalah derajat sedangkan alat pengukur panas adalah termometer. Termometer menurut satuan pengukuran yang digunakan yaitu:
1.      Termometer celcius (oC)
2.      Termometer reamur (oR)
3.      Termometer fahrenheit (oF)
4.      Termometer kelvin (oK)


Tabel skala termometer:

C
R
F
K
Air mendidih
100
80
212
373
Es mencair
0
0
32
273

Skala perbandingan:
C : R : F : K = 5 : 4 : (9 + 32) : (273 + K)

Ada beberapa macam termometer menurut fungsinya:
·         Termometer laboratorium
·         Termometer badan
·         Termometer dinding


BAB 3
PENUTUP

3.1        Kesimpulan.
Api adalah zat panas yang ditimbulkan dari benda yang terbakar, berasal dari proses oksidasi sehingga berupa energi berintensitas yang bervariasi dan memiliki bentuk cahaya (dengan panjang gelombang juga di luar spektrum visual sehingga dapat tidak terlihat oleh mata manusia) dan panas yang juga dapat menimbulkan asap. Warna Api biasanya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan digunakan untuk menentukan apakah suatu bahan bakar termasuk dalam tingkatan kombusi (pembakaran) sehingga dapat digunakan untuk keperluan manusia atau tingkat pembakar yang keras yang bersifat sangat penghancur, membakar dengan tak terkendali sehingga merugikan manusia. Api memiliki 3 warna yang berbeda, yaitu: api merah, api biru, dan api putih.
Klasifikasi (kelas) kebakaran secara umum merujuk pada klasifikasi Internasional yaitu klasifikasi (kelas) kebakaran menurut NFPA (National Fire Protection Association). NFPA membagi klasifikasi kebakaran menjadi 6 kelas yaitu: Kebakaran Kelas A, Kebakaran Kelas B, Kebakaran Kelas C, Kebakaran Kelas D, Kebakaran Kelas E dan Kebakaran Kelas K.
Termometer menurut satuan pengukuran yang digunakan yaitu: Termometer celcius (oC), Termometer reamur (oR), Termometer fahrenheit (oF), Termometer kelvin (oK)

3.2        Saran.

Tidak semua perusahaan memperhatikan mengenai bahaya dan dampak dari kecelakaan kerja berupa kebakaran ini. Oleh karena itu, pentingnya peran dari manajemen dan pengawas K3 untuk lebih memperhatikan dan mengawasi jalannya produksi barang serta memberi sanksi tegas kepada pekerja jika melanggar aturan yang berlaku. 


DAFTAR PUSTAKA

Bahan Tahan Api. 2013. Daftar Bahan Tahan Api. (http://www.bahantahanapi.com/2013/02/daftar-bahan-tahan-api.html). Diakses tanggal 9 Maret 2018.
Dazrie Muhammad. 2011. Berbagai Macam Jenis Api Berdasarkan Warnanya. (https://muhdhazrie.wordpress.com/2011/06/08/berbagai-macam-jenis-api-berdasarkan-warnanya/). Diakses tanggal 8 Maret 2018.
Fisika Teknik. 2010. Teori Dasar Pembakaran Kayu. (https://teknikfisika.wodpress.com/2010/11/04/teori-dasar-pembakaran-kayu/). Diakses tanggal 8 Maret 2018.
Guru Ruang. Perpindahan Kalor. (https://blog.ruangguru.com/perpindahan-kalor). Diakses tanggal 10 Maret 2018.
K3 Ilmu. 2010. Jenis-Jenis Api Berdasarkan Warnanya.  (http://ilmuk3.blogspot.co.id/2010/09/jenis-jenis-api-berdasarkan.html). Diakses tanggal 08 Maret 2018.
Saberindo. 2017. Teori Segitiga Api. (Saberindo.co.id/2017/08/03/teori-segitiga-api/). Diakses tanggal 8 Maret 2018.
Setyaningtyas Yuliand. 2007. Cerdas Sains Kelas 4-6 SD. Pustaka Widyatama: Jakarta. (Google Book Halaman 53)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL BISNIS

KOORDINASI DAN PENGARAHAN

SKN: SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN