HYGIENE INDUSTRI : INDUSTRI KAYU LAPIS ATAU KERTAS

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang.
Seiring  perkembangan zaman, rupa, bentuk, dan materi tulisan pun berbeda. Dahulu, banyak orang yang menggunakan batu atau kulit binatang untuk menulis. Pada zaman sekarang, muncullah kertas dan pulp. Hampir semua jenis pulp yang digunakan untuk pembuatan kertas bermutu tinggi adalah pulp. Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp dan 278 juta ton kertas dan karton.  
Kertas adalah bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp. Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa. Kertas dikenal sebagai media utama untuk menulis, mencetak serta melukis dan banyak kegunaan lain yang dapat dilakukan dengan kertas misalnya kertas pembersih (tissue) yang digunakan untuk hidangan, kebersihan ataupun toilet.
Adanya kertas merupakan revolusi baru dalam dunia tulis menulis yang menyumbangkan arti besar dalam peradaban dunia. Sebelum ditemukan kertas, bangsa-bangsa dahulu menggunakan tablet dari tanah lempung yang dibakar. Hal ini bisa dijumpai dari peradaban bangsa Sumeria, prasasti dari batu, kayu, bambu, kulit atau tulang binatang, sutra, bahkan daun lontar yang dirangkai seperti dijumpai pada naskah-naskah nusantara beberapa abad lampau.

1.2     Rumusan Masalah.
1.    Apa itu kertas?
2.    Apa saja bahan-bahan untuk proses pembuatan kertas?
3.    Bagaimana proses pembuatan kertas?
4.    Apa saja limbah hasil produksi kertas dan pengelolaannya?
5.    Bagaimana proses pengolahan limbah dari industri kertas?
6.    Bagaimana hubungan higine industry terhadap industri kertas?
1.3     Tujuan.
1.      Untuk mengetahui definisi kertas
2.      Untuk mengetahui bahan-bahan untuk proses pembuatan kertas
3.      Untuk mengetahui proses pembuatan kertas
4.      Untuk mengetahui limbah hasil produksi kertas dan pengelolaannya
5.      Untuk mengetahui proses pengolahan limbah dari industri kertas


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1    Definisi Kertas.
Kertas dalam bahasa Inggris disebut paper dan dalam bahasa Belanda disebut papier. Kertas adalah barang baru ciptaan manusia berwujud lembaran-lembaran tipis yang dapat dirobek, digulung, dilipat, direkat, dicoret mempunyai sifat yang berbeda dari bahan bakunya : tumbuh-tumbuhan. Kertas dibuat unutk memenuhi kebutuhan hidup yang sangat beragam.

2.2     Bahan-Bahan Pembuatan Kertas.
Bahan Mentah.
Bahan-bahan pembuatan kertas terdiri dari tiga komponen yaitu bahan baku, bahan pembantu dan bahan pelengkap. Bahan baku adalah bahan utama pembuatan kertas. Bahan baku diubah hingga menajdi barang baru yang mempunyai wujud dan sifat berlainan dari bahan asalnya. Bahan pembantu adalah bahan-bahan yang diperlukan utnuk memperlancar pembuatan kertas. Bahan pelengkap adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam proses pembuata kertas agar memperoleh hasil yang baik tanpa bahan pelengkap kertas yang dihasilkan banyak mengandung cacat dan tidak sempurna.
2.2.1    Bahan Baku.
Bahan baku kertas dari tanaman yang banyak mengandung serat seperti: jerami padi, bamboo, tebu, rumput-rumputan, jute, manila, rosella, murbai, kapas, lena dan jenis tanaman-tanaman lainnya yang cukup banyak tersedia di alam. Batang-batang kayu pun digunakan sebagai bahan baku. Hampir semua jenis kayu baik kayu keras maupun lunak tanpa kecuali dapat dijadikan bahan baku kertas. Karena kayu mempunyai kandungan selulosa cukup banyak (40-45 %) . Seperti yang kita ketahui selulosa adalah komponen utama pembuatan kertas.
2.2.1.1   Pemilihan Jenis Kayu.
Jenis kayu yang banyak digunakan dalam pembuatan kertas adalah:
·         Kayu lunak (softwood), adalah kayu dari tumbuhan konifer contohnya pohon pinus. Kayu lunak yang memiliki panjang dan kekasaran lebih besar digunakan untuk memberi kekuatan pada kertas
·         Kayu keras (hard wood), adalah kayu dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya setiap tahun. Kayu keras lebih halus dan kompak sehingga menghasilkan permukaan kertas yang halus. Kayu keras juga lebih mudah diputihkan hingga warnanya lebih terang karena memiliki lebih sedikit lignin
Kertas umumnya tersusun atas campuran kayu keras dan kayu lunak untuk mencapai kekuatan dan permukaan cetak yang diinginkan pembeli. Kayu sebagai bahan dasar dalam industri kertas mengandung beberapa komponen antara lain :
v  Selulosa, tersusun atas molekul glukosa rantai lurus dan panjang yang merupakan komponen yang paling disukai dalam pembuatan kertas karena panjang, kuat.
v  Hemiselulosa, tersusun atas glukosa rantai pendek dan bercabang. Hemiselulosa lebih mudah larut dalam air dan biasanya dihilangkan dalam proses pulping. 
v  Lignin, adalah jaringan polimer fenolik tiga dimensi yang berfungsi merekatkan serat selulosa sehingga menjadi kaku. Pulping kimia dan proses pemutihan akan menghilangkan lignin tanpa mengurangi serat selusosa secara signifikan 
v  Ekstraktif, meliputi hormon tumbuhan, resin, asam lemak dan unsur lain. Komponen ini sangat beracun bagi kehidupan perairan dan mencapai jumlah toksik akut dalam efluen industri kertas. 
2.2.1.2.   Persiapan Kayu.
Bahan baku yang mengandung selulosa seperti kayu, bambu, serat kapas, bagas dan lain-lain dipotong menjadi serpihan kecil. Kulit kayu dikelupas secara mekanis atau hidraulis sebelum dicacah menjadi serpihan kayu, kemudian dicuci dan disaring untuk menghilangkan debu yang melekat.
Efluen dari proses persiapan kayu berasal dari air bilasan kayu yang mengandung partikel halus batang kayu dan padatan terlarut. Proses ini juga menghasilkan limbah padat berupa potongan kayu tidak layak pakai dan kulit kayu yang dapat digunakan sebagai kayu bakar.
Namun, produk kertas dari bahan nonkayu masih dibuat karena bahan jenis ini mempunyai keunggulan yakni lebih kuat dibandingkan dengan selulosa kayu. Kertas jenis ini dipergunakan sebagai kertas tulis, kertas penjilidan buku, kertas cetak biru, uang kertas, dan bahan lain yang memerlukan kertas dengan ketahanan tinggi.
2.2.2.      Bahan Pembantu.
Ada empat jenis yang digunakan dalam pembuatan kertas. Yang pertama adalah air bersih dan selebihnya adalah bahan-bahan kimia yang berbeda-beda peranannya. Tidak semua bahan-bahan kimia ini dipergunakan sekaligu tetapi tergantung kepada jenis kertas yang diproduksi.
Bahan-bahan pembantu tersebut sebagai berikut :
ü  Air, diperlukan sebagi pelarut dan pencuci. Air sangat diperlukan dalam pembuatan kertas.
ü  Bahan pemutih, diperukan untuk membuat kertas menjadi putih bersih sebab bahan baku kertas tidak berwarna. Bahan pemutih tersebut yaitu :
ü  Hidrogen Peroksida
ü  Natrium Peroksida
ü  Natrium Bisufat
ü  Kalium Bisulfat

2.2.3.      Bahan Pelengkap.
Ada dua macam bahan pelengkap yang dipergunakan di dalam industri kertas. Bahan-bahan tersebut adalah :
1.      Bahan Pengisi, bahan untuk menutup lubang-lubnag halus pada permukaan kertas. Sehingga diperoleh kertas yang rata dan halus.
·         Kaolin
·         Tanah Diatomea
·         Gips
·         Kapur Magnesit.
2.      Bahan perekat, bahan untuk mengikat serat atau selulosa kayu agar lebih kuat dan kokoh diantaranya :
·         Perekat arpus
·         Perekat hewani
·         Perekat tepung kanji

2.3         Proses Pembuatan Kertas.
Proses pembuatan kertas melalui dua tahap pengolahan. Tahap pertama yaitu pengolahan barang setengah jadi, yakni proses sejak dari penghancuran kayu hingga menjadi bubur kayu (pulp). Tahap kedua adalah pembuatan barang jadi yakni proses pengolahan bubur kayu (pulp) menjadi kertas siap pakai. Kedua tahap tersebut diuraikan sebagai berikut :
2.3.1   Pembuatan Barang Setengah jadi (Pulp).
Pulping adalah proses pembuburan. Dalam pulping ini digunakan alat yang disebut Pulper. Pulper yang digunakan berbentuk bejana kerucut terbalik yang atasnya terbuka sebagian dan mempunyai rotor. Pulper ini dinamakan hydra pulper. Hydra Pulper mempunyai rotor untuk mensirkulasikan bubur dan menguraikan serat, rotor pisau tersebut digerakkan oleh motor dari arah bawah. Kapasitas pulper mencapai 22 ton. 

Proses Pembuatan Pulp.
A.    Proses Mekanik.
Pulp dibuat dengan tidak memakai zat-zat kimia, cukup dengan mesin saja tanpa pereaksi-pereaksi kimia. Pembuatan pulp secara mekanis ini memerlukan biaya yang sangat besar, disebabkan tidak dipakai pereaksi-pereaksi kimia untuk menghancurkan potongan-potongan kayu, yang akan dijadikan pulp atau kertas. Pada proses ini, terjadi pemberian tekanan pada kayu sehingga menghasilkan panas yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara komponen dalam kayu sehingga fiber terpisah dari lignin dengan sedikit kerusakan. Proses pembuatan pulp secara mekanik sangat jarang digunakan.

B.     Proses Kimia.
Pembuatan pulp secara kimia biasanya menggunakan NaOH secara langsung maupun tidak langsung. Lignin dilarutkan dari bagian lapisan sehingga fiber terpisah. Dalam proses ini, kulit kayu diambil dan batang kayunya dibuat keping-keping kayu kemudian dihancurkan dalam tekanan pada temperatur yang dibutuhkan. Proses pembuatan pulp secara kimia,yaitu:
a.       Proses Sulfat ( proses kraft )
 Cara pembuatan: 
Mula-mula kayu dipotong-potong dengan mesin pemotong hingga ukuran kurang lebih 5cm, potong-potongan ini kemudian diayak. Kayu yang halus dimasukkan kedalam tempat penampung yang kemudian akan digester (dimasak). Setelah potongan-potongan kayu tersebut di masukkan ke dalam digester, kemudian dimasukkan pula natrium sulfida dan NaOH, kemudian dipanaskan dengan uap dan di aduk dengan suatu alat pengaduk yang terdapat dalam digester tersebut. Digester ini dibuat dari logam steel dan tekanan uapn110lb/in2. Pulp yang telah jadi dikeluarkan dan dicuci dengan air dalam tanki pencuci sehingga liquornya akan terpisah. Liquor yang dihasilkan dimasukkan ke dalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring lagi dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya diinetralkan dengan CaO atau NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering.
b.      Proses Soda
Proses ini lebih sederhana dari pada proses sulfat karena hanya memakai NaOH. Kayu yang digunakan bisa dari berbagai macam jenis kayu. Bisa juga bahan baku seperti jerami, lalang, serat nenas, tebu, dan lain-lain. Digester yang dipakai dibuat dari steel, sama seperti proses sulfat. Waktu memasak 2-3 jam dengan memakai uap (tekanan 118lb/in2 dan temperatur 3440F). Pulp yang sudah jadi dikeluarkan dari digester melalui lubang dibawah digester. Liquor yang dihasilkan dimasukkan kedalam tanki penampung untuk direcovery. Pulp yang sudah dicuci disaring dengan saringan rotary drum filter, kemudian hasilnya diputiihkan dengan kalsium hipoklorit sehingga hasilnya sudah agak putih. Selanjutnya dinetralkan dengan NaOH, dicuci dan dikeringkan. Hasilnya terbentuklah pulp kering

c.       Proses Sulfit
Mula-mula sulfur dicairkan dalam tangki pencair atau pelebur, kemudian dipanaskan dalam pemanas yang berputar sambil dialiri udara untuk mengoksidasi. Dalam pemanasan ini sulfur diuapkan dan selanjutnya dimasukkan dalam ruang pembakaran dengan dialiri udara. Pengaliran udara ini dikontrol agar SO3 tidak terbentuk. SO2 terjadi didinginkan dengan cepat dalam suatu pipa yang melingkar-lingkar yang dikelilingi air. Proses selanjutnya adalah absorbsi gas oleh air dengan menambahkan senyawa kalsium dan magnesium karbonat. Liquor yang keluar dari menara berisi sejumlah SO2 yang bebas lalu dimasukkan dalam reclain tank. Akhirnya liquor dimasukkan dalam digester sebagai larutan kalsium dan magnesium bi sulfit. Berdasarkan analisa kira-ira 4,5% total SO2 dan 3,5% SO2 bebas.
Digester ini diisi penuh dengan potongan-potongan kayu halus dan asam pemasak dengan kapasitas dari 1 ton sampai 35 ton serabut kayu dan 3000 sampai 51000 galon asam-asam. Digester dipanaskan secara langsung dengan steam (uap) dengan tekanan 70-160 lb/in2 tergantung dari jenis kayu yang dipakai. Waktu yang diperlukan 10-11 jam dengan suhu 1050-1550 C. Setelah pemanasan dalam digester selesai dan sudah masak, pulp dikeluarkan dan masuk dalam blowpit dengan diberi air jernih. Dari blowpit ini pulp dimasukkan, diayak dan seterusnya disaring dengan rotary drum filter untuk dipadatkan dengan jalan membuang airnya dengan mesin ayakan 80. Kemudian pulp dimasukkan dalam tanki pemutih dan diputihkan dengna klorin dengan penambahan cairan kapur sebagai penetralnya. Selesai pemutihan pulp dimasukkan dalam mesin-chest dan dikeringkan. Selanjutnya dibuat roll-roll pulp. 

C.    Proses Semikimia.
Pulp yang dibuat dengan metode semikimia pertama kali ditemukan oleh Mitscherlich pada tahun 1984. Tujuan proses ini adalah menghasilkan perolehan yang maksimal yang setara dengan proses dari tingkat kekuatan dan kebersihan yang paling baik.
Adapun tahap-tahap yang dilakukan dalam proses ini adalah:
1.      Menggunakan larutan kimia untuk menghancurkan dan mencerna kayu. Larutan kimia yang biasa digunakan adalah NaOH, Na2CO3, Na2SO4. Dalam proses ini, sebagian besar hemiselulosa harus sudah tercerna.
2.      Menghancurkan bahan secara mekanik, Salah satu proses terkenal pembuatan pulp secara semikimia adalah proses Neutral Sulfite Semichemical (NSCC). Proses pencernaan kayu merupakan proses yang memiliki arti yang sangat penting. Proses ini diatur sedemikian rupa dengan kondisi terbaik mulai dari temperature, tekanan, dan larutan kimia.
Proses pulping ditambahkan pula bahan tambahan, antara lain :
§  Dyestuff berfugsi sebagai bahan kertas, zat ini dapat juga dicampurkan pada proses pembentukan kertas paper machine.
§  Fluorescent Agent disebut juga Optical Brigthening Agent (OBH) yang dapat memberikan efek pemutihan.

2.3.2.      Cleaning.
Cleaning adalah proses pembersihan/pencucian bubur serat yang telah dihancurkan dalam pulper. Pencucian pulp secara efisien sangat penting dilakukan untuk memastikan kebutuhan maksimal zat kimia dalam proses pulping dan mengurangi jumlah limbah organik yang terbawa oleh pulp dalam proses pemutihan. pulp yang kurang tercuci membutuhkan dosis zat pemutih yang lebih besar. 
Pencucian pulp dilakukan mengikuti masing-masing proses untuk menghilangkan materi yang tidak diinginkan dalam pulp. Hasil samping berupa black liquor, debu, lignin, dan pemutih dihilangkan setelah tiap tahapan proses selesai. Efisiensi pencucian diukur berdasarkan tingkat kebersihan bubur kertas dan jumlah air yang digunakan untuk mencapai tingkat kebersihan tersebut.
Alat – alat yang digunakan dalam proses cleaning adalah :
Ø  Magnetic Separator, Magnetic yang bekerja secara magnetic, yaitu memisahkan kotoran yang mengandung logam seperti kawat pengikat pulp, seng serta partikel - partikel lainnya yang bersifat magnet.
Ø  HCC (High Consistency Cleaner) bekerja secara sentrifugal, yaitu memisahkan kotoran yang ukurannya hampir sama dengan serat berdasarkan berat jenisnya. 

2.3.3.      Refining.
Refining adalah proses penggilingan bubur serat lebih lanjut untuk menghasilkan bubur serat yang lebih halus. Setelah itu bubur serat tersebut diolah kembali dengan cara dipotong dan digiling dengan menggunakan 2 buah pisau pemotong yang berbentuk disc plate.

2.3.4.      Oksigen Delignification.
Penghilangan lignin (delignifikasi) menggunakan oksigen diperlukan untuk menghilangkan sisa lignin dari brownstock yang merupakan tahap prebleaching. Dengan mengurangi lignin akan dihasilkan bubur kayu yang lebih putih. Oksigen dan larutan putih ditambahkan ke dalam brownstock dalam reaktor pemanas. Senyawa lignin akan lepas dan dihilangkan dengan pencucian dan ekstraksi. Oksigen delignification akan mengurangi jumlah klorin yang dibutuhkan dalam proses pemutihan (bleaching).

2.3.5.      Bleaching.
Bleaching dilakukan dalam beberapa tahap dengan tujuan menghilangkan lignin tanpa merusak selulosa. Dalam industri kertas terdapat beberapa tahap dalam proses pemutihan. Masing-masing tahapan di bawah ini : 
a.       Tahap klorinasi, menggunakan Cl2 dalam media asam 
b.    Extraksi Alkali, untuk melarutkan hasil degradasi lignin yang terbentuk pada tahap sebelumnya dengan larutan NaOH. 
c.       Klorin dioksida, mereaksikan ClO2 dengan pulp pada kondisi asam
d.      Oksigen, digunakan pada tekanan tinggi dan suasana basa
e.       Hipoklorit, mereaksikan NaClO dalam media basa 
f.       Peroksida, reaksi dengan hidrogen peroksida (H2O2) dalam kondisi basa 
g.      Ozon, menggunakan ozon (O3) dalam kondisi asam
h.      Xylanase, Biobleaching dengan enzim murni mikroba dalam kondisi netral.

Proses pemutihan bubur kertas menggunakan kimia pemutih atau bleach, yang tujuan utamanya khusus untuk membuat kertas cetak atau kertas budaya. Jadi proses pemutihan sangat relatif tergantung pada jenis kertas yang akan dibuat.

2.3.6.      Mixing.
Mixing adalah pencampuran bahan atau bubur serat dan aditif. Bahan penunjang bubur kertas yaitu, cationic starch. Penambahan aditif untuk mengikat ion – ion kertas agar jaringan kertasnya kuat.

2.3.7.     Blending.
Blending adalah proses pengadukan campuran bubur serat yang akan dikirim ke proses pembentukan kertas. Pada bagian ini kekentalan bubur serat dikontrol oleh alat yang dinamakan CRC (Consistence Recording Controller).

2.3.8.      Paper Making.
Pulp yang sudah diputihkan kemudian dibawa ke mesin pembuat kertas dimana akan dibentuk lembaran pulp pada screen. Air dihilangkan dari lembaran dengan kombinasi vakum, panas, dan tekanan yang diberikan di bagian penggulung (roller). Kertas jadi dapat dibuat dengan berbagai jenis berat dan digulung menjadi gulungan besar untuk diproses lebih lanjut.

Cara Pembuatan Pulp dan Kertas: 
§  Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku, dengan cara mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum disebut Drum barker. 
§  Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), setelah itu log dicuci. Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip. 
§  Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan ditempat penampungan. Dari tempat penampungan chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor. 
§  Setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
§  Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp. 
§  Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan (bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp. Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.

2.3.9.      Pembuatan Barang Jadi.
Pada proses pembuatan ini, bubur kayu yang telah bersih kemudian dimasukkan ke dalam alat yang disebut hollader yang telah diisi dengan bahan pelengkap (bahan pengisi dan bahan perekat) dan air. Di dalam alat ini adonan dicampur sampai homogen, serat-serat selulosa saling berkaitan, pori-pori erat penuh tertutup bahan pengisi dan seluruh susunan terlumuri bahan perekat. Dalam keadaan ini adonan telah siap untuk dijadikan lembaran-lembaran kertas. Kemudian adonan basah dialirkan ke mesin fourdriner. Mesin ini berupa saringan kasa tembaga (fine mesh bronse screen) meyerupai pita besar yang tidak putus karena terus berputar. Diatas saringan ini adonan ditebarkan hingga membentuk lembaran tanpa putus yang terus bergerak. Di tengah-tengah saringan terdapat rol penggilas (dandy roll) yang berfungs sebagai pemeras air. Lembaran yang telah dilewati dandy roll kadar airnya berkurang dan rata tebalnya. Keluar dari mesin fourdriner, kemudian lembaran kertas basah (web) masuk kedalam mesin press.
Prinsip kerja mesin ini tidak beda jauh dengan mesin terdahulu tetapi lebih banyak memiliki rol-rol penggilas agar lebih menekan air sebanyak-banyaknya keluar dari kertas. Press part berfungsi untuk membuang air dari web sehingga kadar padatnya mencapai 50 %. Hasilnya masuk ke bagaian pengering (dryer). Cara kerja press part ini adalah. Kertas masuk diantara dua roll yang berputar. Satu roll bagian atas di beri tekanan sehingga air keluar dari web. Bagian ini dapat menghemat energi, karena kerja dryer tidak terlalu berat (air sudah dibuang 30 %). Dryer berfungsi untuk mengeringkan web sehingga kadar airnya mencapai 6 %. Hasilnya digulung di pop reel sehingga berbentuk gulungan kertas yang besar (paper roll). Paper roll ini yang dipotong-potong sesuai ukuran dan dikirim ke konsumen.

2.4    Limbah Hasil Produksi Kertas Dan Pengolaannya.
2.4.1    Limbah Hasil Produksi Kertas.
Beberapa limbah yang dihasilkan dari proses pembuatan kertas antara lain: 
1.      Efluen limbah cair
·         Padatan tersuspensi yang terdiri dari partikel kayu, serat, pigmen, debu dan sejenisnya
·         Senyawa organik koloid terlarut serat hemisellulosa, gula, lignin, alkohol, terpentin, zat pengurai serat, perekat pati dan zat sintetis yang menghasilkan BOD tinggi.
·         Limbah cair berwarna pekat yang berasal dari lignin dan pewarna kertas
2.      Bahan anorganik terlarut seperti NaOH, Na2SO4, klorin dan lain-lain
3.      Limbah panas
·         Mikroorganisme seperti golongan bakteri coliform
·         Partikulat
·         Abu dari pembakaran kayu bakar dan sumber energi lain
·         Partikulat zat kimia terutama yang mengandung Na dan Ca 
4.      Gas
·         Gas sulfur yang berbau busuk seperti merkaptan dan H2S yang dilepaskan dari berbagai tahap dalam proses kraft pulping dan proses pemulihan bahan kimia
·         Oksida sulfur dari pembakaran bahan bakar fosil, kraft recovery furnace dan lime Kiln
·         Uap yang akan membahayakan karena mengganggu jarak pandangan

5.      Solid Wastes
·         Sludge dari pengolahan limbah primer dan sekunder 
·         Limbah padat seperti potongan kayu dan limbah pabrik lainnya

2.4.2          Pengelolaan Hasil Limbah Produksi Kertas.
Proses dan Bahan yang digunakan serta jenis limbah yang dihasilkan :
a)      Chemical pulping asam/basa, lime, asm sulfat, sodium hydroksida, sodium sulfide. Limbah asam basa.
b)      Bleaching pemutih klorin, sulfat, kloroform, pelarut air limbah beracun, limbah sludge, dan limbah asam/basa. 
c)      Papermaking pigmen sludge pengolahan limbah sizing and starching wax, lem, resins sintesis, hidrokarbon limbah beracun termasuk air limbah dan sludge.
d)     Pelapisan dan pewarnaan tinta, cat, pelarut, karet dan zat pewarna sisa pelarut, tinta cat dan limbah beracun lain.
e)      Pembersihan Tetrakloroetilen, Trikloroetilen, methilen klorida, trikloroethan, karbon tetraklorida Limbah pelarut dan air bilasan beracun.
Penggunaan klorin sebagai pemutih menyebabkan air limbah tidak memungkinkan penggunaan kembali air yang telah digunakan karena tidak dapat dilakukan recovery air. Pada waktu pulp direaksikan dengan klorin atau klorin dioksida selama proses pemutihan, konsentrasi ion klorida dalam air limbah akan menjadi sangat korosif untuk di alirkan kembali ke sistem recovery untuk memisahkan limbah organik dari air dan dibakar untuk menghasilkan energi di dalam recovery boiler. Akibatnya limbah organik dalam efluen harus dialirkan seluruhnya ke sistem pengolahan limbah dan ke sungai. Air limbah dari proses pemutihan menghasilkan sifat mutagenisitas yang signifikan (Ames test positive) yang akan menurun secara linier dengan peningkatan substitusi CIO2 atau equivalent chlorine dalam proses bleaching. Kebanyakan bahan mutagen akan hilang jika pH air ditingkatkan menjadi 7-8, sehingga air limbah dari proses bleaching harus dinetralisasi sebelum pengolahan limbah atau dibuang ke badan air penerima agar mutagen dalam air tidak masuk ke lingkungan. 

2.5   Pengelolaan Limbah.
2.5.1   Pengelolaan Limbah Cair.
Limbah yang dihasilkan dari proses produksi pulp dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu cair, padat, dan emisi udara. Limbah cair yang dihasilkan dari proses produksi diolah dengan menggunakan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL). Sistem pengelolaan limbah cair berdasarkan unit operasinya dibedakan menjadi tiga, yaitu :
1.      Fisik.
Pada unit operasi ini, salah satu hal yang ditangani ialah proses screening (penyaringan). Screening merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Screening dilakukan pada sisa-sisa potongan kayu yang masih berukuran besar sehabis diolah pada proses chipper. Setelah dilakukan penyaringan, umumnya kayu yang masih berukuran besar akan dikembalikan lagi ke proses chipper, untuk diolah lagi dan mendapatkan ukuran kayu yang dikehendaki. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Pengendapan primer biasanya terjadi di bak pengendapan atau bak penjernih. Bak pengendap yang hanya berfungsi atas dasar gaya berat, tidak memberi keluwesan operasional. Karena itu memerlukan waktu tinggal sampai 24 jam. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolis di dalam bak pengendap. Bak penjernih bulat yang dirancang dengan baik dapat menghilangkan 80% zat padat yang tersuspensi dan 50-995 BOD. Beberapa contoh Limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Ø  Hasil pemasakan merupakan serat yang masih berwarna coklat dan mengandung sisa cairan pemasak aktif. Serat ini masih mengandung mata kayu dan serat-serat yang tidak dikehendaki (reject). Sisa cairan pemasak dalam serat dibersihkan dengan mengguna- kan washer, sedangkan pemisahan kayu dan reject dipakai screen.
Ø  Larutan hasil pencucian bubur pulp di brown stock washers dinamai weak black liquor yang disaring sebelum dialirkan ke unit pemekatan.

2.      Kimia.
Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk menghilangkan partikel-partikel yang sukar mengendap, senyawa fosfor, logam-logam berat, dan zat organik beracun. Dinamakan secara kimia karena pada proses ini dibutuhkan bahan kimia yang akan mengubah sifat bahan terlarut tersebut dari sangat terlarut menjadi tidak terlarut atau dari ukuran sangat halus menjadi gumpalan (flok) yang dapat diendapkan maupun dipisahkan dengan filtrasi.
Beberapa limbah-limbah atau proses-proses yang menggunakan pengolahan unit ini ialah :
Ø  Cairan sisa dari hasil proses pemutihan yang menggunakan bahan kimia chlorine dioksida, ekstraksi caustic soda, hidrogen peroksida. Dalam proses pemutihan, setiap akhir satu langkah dilakukan pencucian untuk meningkatkan efektivitas proses pemutihan. Sebelum bubur kertas yang diputihkan dialirkan ke unit pengering, sisa klorin dioksida akan dinetralkan dengan injeksi larutan sulfur dioksida. Jika pengambilan air dilakukan dari sungai, maka biasanya industri pulp seharusnya memberikan bahan pengendap secukupnya dan sedikit larutan hypo untuk membunuh bakteri dan jamur sebelum mengalami proses pengendapan di dalam settling basin dan penyaringan sehingga dihasilkan air proses yang bersih dan bebas jamur.
Ø  Pemasakan menggunakan bahan larutan kimia, seperti NaOH (sodium hidroksida) dan NaS (sodium sulfida) yang berfungsi untuk memisahkan serat selulosa dari bahan organik. Cairan yang dihasilkan dari proses pemasakan diolah dan menghasilkan bahan kimia, dengan daur ulang. Pada proses daur ulang terjadi limbah cair.
Ø  Proses pemutihan menggunakan zat-zat kimia, utamanya ClO2 dan cairan yang masih tertinggal berubah menjadi limbah dengan kandungan berbagai bahan kimia berupa organoklorin yang umumnya beracun.

3.      Biologi.
Tujuan utama dari pengolahan limbah cair secara biologi adalah menggumpalkan dan menghilangkan/menguraikan padatan organik terlarut yang biodegradable dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Pengolahan secara biologis mengurangi kadar racun dan meningkatkan mutu estetika buangan (bau, warna, potensi yang menggangu dan rasa air). Apabila terdapat lahan yang memadai, laguna fakultatif dan laguna aerasi bisa digunakan. Laguna aerasi akan mengurangi 80% BOD buangan pabrik dengan waktu tinggal 10 hari. Prinsip dasar pengolahan secara biologi sebetulnya mengadopsi proses pertumbuhan mikroorganisme di alam, mikroorganisme yang tumbuh membutuhkan energi berupa unsur karbon (C) dimana unsur karbon (C) tersebut dengan mudah diperoleh dari senyawa organic dalam air limbah, sehingga senyawa organik tersebut terurai menjadi CO2 dan H2O. Salah satu limbah yang menggunakan pengolahan unit ini ialah hasil perasan sludge yang berasal dari primary clarifier yang berupa larutan. Larutan ini didinginkan di 6 unit menara pendingin sebelum dialirkan ke deep tank air activated sludge untuk mengurangi kandungan organik secara biologi dengan memanfaatkan bakteri dan gas oksigen dari udara yang diinjeksikan dan bantuan dari pupuk fosfor dan nitrogen.

2.5.2   Pengelolaan Limbah Padat.
Industri bubur kertas umumnya menghasilkan limbah padat berupa batu dari kapur dan mengandung soda. Ini harus dibuang di lingkungan aman dan nyaman. Limbah padat itu harus dibuang ke tempat pembuangan akhir yang secure land fill (aman).
Dua jenis limbah padat lainnya, diolah dengan menggunakan Bark Boiler dan Lime Klin. Bark Boiler digunakan untuk pembakaran kulit kayu. Sedangkan Lime Klin digunakan untuk pengolahan lumpur kapur.
2.5.3   Pengelolaan Limbah Emisi Udara.
Untuk limbah berupa emisi udara yang dihasilkan dari proses produksi pulp, biasanya pabrik pulp menggunakan alat-alat berupa blow gas treatment di unit pulping, Electro Static Dust Precipitator pada Recovery Boiler, dan Wet Scrubber di Recausticizing Unit. Beberapa limbah atau proses yang menghasilkan emisi udara ini, beserta penanganannya ialah :
a.         Kondensat tercemar yang berasal dari proses digester dikumpulkan dan dialirkan ke unit penanganan kondensat di evaporator plant.
Noncondensable gas (NCG) dibakar sebagian menjadi limbah di lime klin (tanur kapur). Uap tekanan tinggi yang dihasilkan dari pembakaran bahan organik digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dan steam tekanan menengah untuk pemanasan dalam proses di seluruh unit operasi produksi.
Sisa bahan kimia menguap karena panas di unit pencucian. Uap diisap blower dan diarahkan ke sebuah menara penyerap yang berlangsung dua tahap. Di menara ini digunakan larutan sodium hidroksida dan diinjeksikan dengan sulfur dioksida (reduktor) untuk menetralkan sisa bahan kimia berupa klorin dioksida (oksidator) sehingga gas yang keluar bebas dari unsur gas klorin dioksida.
b.         Limbah yang mengandung partikel solid dari cerobong boiler, baik dari multi fuel boiler, recovery boiler, maupun lime kiln. Untuk tujuan ini, pabrik pulp harus memiliki alat electrostatic precipitator. Sedangkan cerobong asap dari dissolving tank recovery boiler dilengkapi dengan scrubber yang dialiri weak wash dari recaust plant.

2.6         Hubungan Higine Industry Pada Industri Kertas.
2.6.1        Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja.
1.    Jenis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
·         Pemeriksaan kesehatan awal (sebelum kerja) adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.
·         Periksaan kesehatan berkala (periodik) adalah pemeriksaa kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
·         Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara khusus terhadap tenaga kerja tertentu.
2.    Tujuan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja
·         Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja awal (sebelum kerja) ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai tenaga kerja lainnya dan dijamin.
·         Pemeriksaan kesehatan berkala (periodik) dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan sedini mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencagahan.
·         Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan untuk memenuhi 2 (dua) kebutuhan antara sebagai berikut: 1. Untuk mendiagnosa dan memberika terapi bagi tenaga kerja yang menderita penyakit umum, 2. Untuk mengadakan pencegahan dan mendiagnosa penyakit akibat kerja serta menetukan derajat kecacatan. Hal tersebut dilakukan oleh dokter pemerksa kesehatan tenaga kerja atau dokter yang mempunyai keahlian dibidang kesehatan atau kedokteran kerja, 3. Prosedur dan mekanisme pemeriksa kesehatan tenaga kerja Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh lembaga dan personil yang mempunyai kompetensi. Personil pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dilakukan oleh dokter pemeriksa kesehatan. Sedangkan lembaga pemeriksa kesehatan tenaga kerja dapat dilaksanakan oleh pelayanan kesehatan kerja di dalam perusahaan atau di luar persahaan yaitu perusahaan jasa bidang pemeriksaan atau pengujian dan atau pelayanan kesehatan kerja. Sebelum dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja melaksanakan pemeriksaan kesehatan maka harus membuat perencanaan dan pedoman pemeriksaan. Perencanaan pemeriksaan kesehatan diharapkan dalam pelaksanaan tidak mengganggu kelancaran proses produksi.

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja sebelum kerja atau awal yang dilakukan adalah sebagai berikut:
ü  Anamensis atau interview.
ü Pemeriksaan klinis: pemeriksaan mental, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorioum rutin, pemeriksaan rongen dada dan pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk melihat dan menilai kondisi kesehatan tenaga kerja dikaitkan dengan jenis dan sifat pekerjaan yang akan dikerjakannya, misalnya: alergi test, spirometer test, buta warna dan lan-lain.
ü  Pemeriksaan kesehatan berkala atau periodik menurut ketentuan dalam peraturan perundangan harus dilaksanakan sekurang-kurangnya dilakukan setahun sekali, sesuai dengan faktor tingkat bahaya yang mengancam terhadap kesehatan tenaga kerja, dokter perusahaan atau dokter pemeriksaan dapat menetukan lamanya diadakan pemeriksaan kesehatan berkala (lebih dari satu kali dalam setahun). Data-data hasil pemeriksaan kesehatan berkala atau periodik dapat digunakan untuk menemukan atau menetukan adanya kapasitas kerja dan menegakan diagnosis penyakit akibat kerja. Pemeriksaan kesehatan berkala meliputi anamesis (interview), pemeriksaan klinik (fisik dan mental) dan pemeriksaan laboratorium rutin (darah, urin, dan feces) dan rongen dada serta pemeriksaan penunjang lainnya sesuai dengan jenis dan sifat pekerjaan. pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai pekerjaan setelah melakukan pekerjaan dan untuk menilai kemungkinan pemajanan faktor berbahaya dilingkungan kerja.

Pemeriksaan kesehatan khususnya dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan tenaga kerja tertentu. Pemeriksaan kesehatan khusus dilakukan pula terhadap:
1.      Tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang lebih 2 (dua) minggu.
2.      Tenaga kerja yang berusia 40 tahun atau tenaga kerja wanita dan tenaga kerja cacat serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.
3.      Tenaga yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan kesehatan perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai kebutuhan. Pemeriksaan kesehatan khusus diadakan pula apabila terdapat keluhan-keluhan diantara tenaga kerja atau atas pengamatan pegawai pengawas keselamatan dan kesehatan kerja atau atas penilaian pusat bina Hyperkes dan keselamatan kerja dan balai-balainya atas pendapat umum di masyarakat.

2.6.2        Penyakit Akibat Kerja.
Terdapat 2 (dua) istilah terkait dengan penyakit yang berhubungan dengan hubungan kerja (PAK) atau uccopational diseases dan penyakit akibat hubungan kerja (PAHK) atau Work related diseases.
1.      Penyakit Akibat Kerja (Occupational Diseases) Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau lingkungan kerja.
2.      Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) atau Work Related Diseases Penyakit akibat hubungan kerja (Work related diseases) atau penyakit terkait kerja, yaitu penyakit yang dicetuskan, dipermudah atau diperberatkan oleh pekerjaaan. Dalam hal ini faktor pekerjaan bukan menjadi penyebab dasar, penyebab dasarnya diperoleh di luar tempat kerja sedangkan faktor di tempat kerja hanya memperberat atau memicu timbul atau kekambuhannya, sehingga penyebabnya sering terdiri dari beberapa faktor (multi faktor). Ada beberapa faktor-faktor penyebab penyakit akibat kerja, antara lain sebagai berikut:
·         Faktor Fisika misalnya karena suara yang tinggi atau bising bisa menyebabkan ketulian, temperatur atau suhu yang tinggi dapat menyebabkan berbagai keluhan dan penyakit mulai dari yang ringan sampai berat misalnya: hyperpireksi, heat cramp, heat exhaustion, heat stroke, yang hal ini diakibatkan oleh keluarnya cairan tubuh dan elektrolit yang berlebihan dari tubuh tenaga kerja, penerangan mempengaruhi daya penglihatan dan getaran menyebabkan reynaud’sdiseases (penyempitan pembuluh darah).
·         Faktor Kimia Di dalam berbagai jenis industri misalnya industri pupuk, pestisida, kertas, pengolahan minyak, gas bumi, obat-obatan dan lain sebagainya, banyak yang mempergunakan bahan kimia sebagai bahan baku maupun bahan pembantu dan atau memperoduksi bahan kimia tersebut berpotensi menimbulkan bahaya misalnya kebakaran, peledakan, iritasi dan keracunan. Bahan kimia tersebut dapat berupa zat padat, cair, gas, uap maupun partikel. Masuknya bahan kimia kedalam tubuh dapat secara akut maupun kronis.
·         Faktor Biologi Berbagai misalnya virus bakteri, parasit, dan lain-lain, dapat menyebabkan penyakit akibat kerja.
·         Faktor Fisiologi (Ergonomi) Akibat posisi kerja atau cara kerja yang salah seperti bekerja dengan membungkuk akan menyebabkan sakit otot, sakit pinggang dan cidera punggung, juga dapat mengakibatkan perubahan bentuk tubuh. Pada kontruksi mesin yang kurang baik juga akan menyebabkan penyakit akibat kerja.
·         Fakor Psikososial misalnya suasana kerja yang monoton, hubungan kerja yang kurang baik, upah yang kurang, tempat kerja yang terpencil dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yaitu menimbulkan stress yang manifestasinya antara lain berupa perubahan tingkah laku, tidak bisa membuat keputusan, tekanan darah meningkat, yang selanjutnya dapat mengakibatkan timbulnya penyakit lain atau terjadinya kecelakaan kerja.

2.6.3          Faktor Bahaya di Lingkungan Kerja
Tempat kerja dikenal sebagai lingkungan yang mengandung berbagai sumber bahaya dan mengancam keselamatan dan kesehatan pekerjaan. Salah satunya yaitu dikarenakan oleh:
1.      Kesalahan manusia seperti kebiasaan pekerja yang suka melamun, atau tidak menggunakan APD saat bekerja
2.      Kesalahan alat kerja, seperti alat-alat bekerja yang sudah rusak atau tidak layak digunakan
3.      Lingkungan, seperti cuaca dan sinar matahari
4.      Tempat kerja seperti: lantai yang licin, konstruksi bangunan yang tidak tertata rapi.

BAB 3
PENUTUP

3.1      Kesimpulan.
Pentingnya bagi para pekerja untuk dapat memperhatikan keselamatan dan kesehatan dirinya saat bekerja yaitu dengan memperhatikan kondisi fisik diri sendiri, memperhatikan kondisi lingkungan kerja dan mematuhi segala aturan yang ada ditempat kerja

3.2            Saran.

Petugas K3 yang menangani permasalahan pekerja harus lebih memperhatikan kondisi para pekerja di tempat kerja, dan memantau apakah para pekerja sudah mematuhi prosedur yang berlaku saat bekerja atau tidak 

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Tri. 2013. Industri Kertas. Diperoleh dari (trianggraini.blospot.co.id/industri-kertas.html). diakses tanggal 5 Juni 2017.
None. Penerapan K3 di Perusahaan Bahan Kimia Cair. Skripsi: Mercubuana.
Zend. 2013. Contoh Makalah Industri Pabrik Pulp dan Kertas. Diperoleh dari (thecars.blogspot.co.id/06/2013/contoh-makalah-indistri-pabrik-pulp-dan-kertas.html). diakses tanggal 5 Juni 2017.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROPOSAL BISNIS

KOORDINASI DAN PENGARAHAN

SKN: SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN